Rabu, 20 September 2017

5 Virus Paling Mematikan yang Tak Banyak Dikenal

Halo YukViralns

Virus Paling Mematikan telah banyak ditemukan oleh para peneliti di dunia. Dari sekian banyak virus berbahaya dan mematikan ada beberapa virus yang belum dikenal secara luas oleh masyarakat luas. Hal ini bisa berdampak ketidakwaspadaan untuk mengindarinya.

Berikut YukViral akan mengulas 5 Virus Paling Mematikan yang Tak Banyak Dikenal. 

1. Virus Marburg


Marburg adalah sebuah kota di Jerman, yang untuk pertama kali (1967) ditemukan penyakit yang menyerang dokter hewan dan teknisi laboratorium yang sedang menyiapkan biakan sel dari kera hijau Afrika (Cercopithecus aethiops). Biakan sel itu akan dipakai sebagai media untuk memproduksi vaksin polio manusia. 

Kera hijau itu diperoleh dari hutan di Uganda, Afrika. Setelah sampai di Jerman, beberapa di antara kera hijau tersebut menunjukkan gejala sakit demam berdarah, kemudian mati. Selang beberapa hari, sebanyak 25 orang yang bekerja di laboratorium tersebut menderita sakit dengan gejala demam berdarah. 

Dalam tempo hampir bersamaan, di Belgrado, Yugoslavia, terjadi penyakit yang sama pada 6 orang yang bekerja di laboratorium serupa. Tujuh dari 31 orang (di Jerman dan Yugoslavia) yang terserang demam berdarah marburg akhirnya meninggal dunia.

Sesudah temuan di Jerman dan Yugoslavia, penyakit marburg baru ditemukan di Afrika, yakni di Johanesburg (1975) pada 3 orang, Uganda (1980), dan Kongo (1999) pada 76 orang, 56 di antaranya meninggal dunia.

Di bawah mikroskop, elektron virus marburg terlihat sebagai benang pendek, kadang-kadang melengkung pada salah satu ujungnya sehingga membentuk angka 6 atau 9. Virus yang berbentuk seperti benang, dimasukkan dalam famili Filoviridae (filo = filamen/benang).

2. Hantavirus


Para hantaviruses merupakan genus yang relatif baru ditemukan virus; HFRS penyakit entitas pertama kali diakui oleh Korea Dr.Lee Ho Wang yang bekerja untuk obat Barat selama Perang Korea pada awal 1950-an. Pada tahun 1993, spesies baru diakui hantavirus ditemukan berada di balik sindrom cardiopulmonary hantavirus (HCPS, juga disebut HPS) yang disebabkan oleh virus Sin Nombre (dalam bahasa Spanyol, "Virus dosa Nombre", untuk "virus tanpa nama") di New Meksiko dan lain Four Corners negara. Selain virus Hantaan dan virus Sin Nombre, hantaviruses beberapa lainnya telah terlibat sebagai agen etiologi baik untuk HFRS atau HCPS.

Penyakit ini merupakan penyakit berbahaya yang disebabkan tikus yang terinfeksi melalui air seni, tinja atau air liur mereka. Kita dapat tertular HPS saat menghirup udara yang sudah tercemar hantavirus penyebab HPS. HPS pertama kali ditemukan 1993 dan hingga kini kasusnya sudah ditemukan di seluruh AS.

Pasien akan menjadi terinfeksi terutama oleh karena menghirup udara yang terinfeksi dengan hantavirus yang mengandung urin dan kotoran tikus. Karena pilihan pengobatan terbatas, perlindungan terbaik terhadap hantavirus pulmonary syndrome adalah untuk menghindari tikus dan habitatnya.

HPS diawali dengan gejala prodromal selama 3-4 hari ( range 1-11 hari), berupa demam, nyeri otot, malaise, dan gangguan gastrointestinal seperti mual muntah dan nyeri abdomen, dizziness, dan terkadang timbul vertigo. Pasien biasanya datang setelah dimulainya fase kardiopulmonal.

Terjadi penurunan tekanan darah, takikardi, takipneu, hiposemia ringan dan gambaran edema paru pada foto thorax. Beberapa jam kemudian, dekompensasi dapat memburuk secara progresif dan timbul hypoxemia berat dan gagal nafas.

2. Measles


Virus mematikan berikut ini bernama Measles atau disebut juga dengan Rubeola. Lebih dari 150 tahun, virus ini bertanggung jawab atas banyaknya orang yang meninggal. Sekitar 200 juta jiwa orang yang terserang Measles berakhir dengan kematian. 

Gejala yang dialami oleh orang yang terserang Measles, mirip dengan gejala penyakit flu. Dengan komplikasi mengerikan seperti pneumonia, measles myocarditis, dan ecephalitis.

Di tahun 1850an, Measles berhasil membunuh sekitar 5 penduduk Hawaii. Di tahun 1875, Measles membunuh sebanyak 40.000 orang Fijian. Di tahun 1954, seorang anak laki-laki dari Amerika terpaksa harus diisolasi karena terserang virus Measles. 

Campak, rubeola (bukan rubella=campak Jerman), atau measles (di beberapa daerah disebut juga sebagai tampek, dabaken atau morbili) adalah penyakit infeksi yang menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kisaran 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). 

Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.

Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

4. Flavivirus 


Vnasi yellow fever merupakan salah satu vaksin yang direkomendasikan WHO dan Kementerian Kesehatan RI dalam perjalanan Internasional. Meskipun penyakit ini belum pernah ada di Indonesia, namun kemunculan penyakit ini harus selalu diwaspadai. 

Penyakit ini  diperkirakan berasal dari benua Afrika, kemudian menyebar ke Amerika Selatan melalui perdagangan budak pada abad ke 16. Pada abad ke-19, yellow fever dianggap salah satu penyakit menular paling berbahaya di dunia. Yellow fever endemis di 31 negara di benua Afrika dan 13 negara di Amerika latin. 

WHO memperkirakan bahwa terdapat kasus yellow fever sekitar 200.000 orang dengan 30.000 kematian setiap tahunnya di daerah berpenduduk tanpa vaksinasi, sekitar 90% infeksi terjadi di Afrika.

Yellow fever (demam kuning) adalah penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh flavivirus yang ditularkan oleh nyamuk yang terinfeksi virus (terutama nyamuk aedes aegypti, tetapi dapat pula oleh spesies lain) ke inang atau host dalam hal ini adalah manusia dan primata (monyet) yang menyebabkan kerusakan pada saluran hati, ginjal, jantung dan sistem pencernaan. 

Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gejala klinis seperti demam, mual, nyeri dan dapat berlanjut ke fase beracun/toksik yang terjadi setelah itu, ditandai dengan kerusakan hati dengan jaundis/ikterik atau kulit menjadi berwarna kuning, gagal ginjal, meningitis dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian. 

Kata yellow/kuning diambil dari keadaan beberapa pasiennya yang menjadi jaundis/ikterik yaitu perubahan warna pada kulit dan selaput lendir yang menjadi kuning, sedangkan pada bagian konjungtiva mata berwarna merah. Karena penyakit ini menyebabkan kecenderungan pendarahan yang meningkat (diatesis pendarahan), yellow fever termasuk dalam kelompok demam haemorhagik atau kelompok demam berdarah. 


Pada penderita demam kuning juga dapat terjadi perdarahan antara lain melalui mulut, hidung, gusi, maupun BAB (melena). Masa inkubasi yellow fever 3 6 hari. Secara umum angka kematiannya sekitar 5 %, tetapi dapat mencapai 20% - 40% pada wabah tertentu.

5. Smallpox


Virus yang ada dalam Smallpox adalah Variola mayor atau Variola minor. Virus ini sudah ada sejak 10.000 tahun lalu. Penularan penyakit Smallpox terjadi melalui udara. 

Ciri-ciri orang yang terkena Smallpox ialah mengalami demam tinggi dan nyeri pada tubuh, munculnya ruam atau bintik-bintik kecil yang mengeluarkan nanah. Penderita bisa langsung meninggal dunia, bila bintik atau bisul kecil itu pecah dan mengeluarkan nanah di mata, mulut dan bagian fisik lainnya.

Variola adalah penyakit menular pada manusia yang disebabkan oleh virus Variola major atau Variola minor. Penyakit ini dikenal dengan nama Latinnya, Variola atau Variola vera, yang berasal dari kata Latin varius, yang berarti "berbintik", atau varus yang artinya "jerawat".

Variola muncul pada pembuluh darah kecil di kulit serta di mulut dan kerongkongan. Di kulit, penyakit ini menyebabkan ruam, dan kemudian luka berisi cairan. V. major menyebabkan penyakit yang lebih serius dengan tingkat kematian 30–35%. 

V. minor menyebabkan penyakit yang lebih ringan (dikenal juga dengan alastrim, cottonpox, milkpox, whitepox, dan Cuban itch) yang menyebabkan kematian pada 1% penderitanya. Akibat jangka panjang infeksi V. major adalah bekas luka, umumnya di wajah, yang terjadi pada 65–85% penderita.



Related Posts

5 Virus Paling Mematikan yang Tak Banyak Dikenal
4/ 5
Oleh